Akibat Dicintai oleh Alloh

Cinta bisa menjadi kata sifat ataupun kata kerja. Ketika menjadi kata sifat, cinta menjelma membuat indah segala sesuatu yang tercelup olehnya. Membuat hati berbunga-bunga, dan kadang menghilangkan akal sehat. Ketika cinta menjadi kata kerja, maka ia menjadi ‘mencintai’. Mencintai adalah sebuah proses proaktif untuk menunjukan rasa cinta dan berharap rasa cintanya akan diterima oleh objek yang dicintai.

‘mencintai’ menjadi sebuah proses yang ‘biasa’ saja karena manusia pada umumnya ingin mencintai sesuatu/seseorang yang tentunya dengan kadar yang berbeda. ‘mencintai’ merupakan sesuatu yang bisa kita kontrol dan bisa kita ukur, sehingga antara usaha dan hasil dapat kita prediksi. Lain halnya dengan dicintai, ‘dicintai’ adalah sebuah keadaan (bukan proses) yang menempatkan kita sebagai objek yang menerima cinta. Untuk bisa dicintai tidak semudah mencintai karena sifatnya yang bertolak belakang dengan mencintai. Dengan usaha tertentu (yang kita kira akan membuat kita dicintai) belum tentu akan berbanding lurus dengan hasilnya. Misalnya,ketika kita melihat Budi dicintai Putri karena setiap hari Budi mentraktir Putri makan bakso. Lalu Tono mencoba menduplikasi cara Budi dengan mentraktir Putri makan bakso, maka belum tentu Putri akan mencintai Tono sama seperti mencintai budi. Kenapa? Karena ternyata ada variabel lain yang tidak dilihat Tono yaitu ketika Budi mentraktir Putri makan bakso, disela-sela makan ia selalu berkata ‘I love you, aku akan menikahimu segera’.

Keterbatasan informasi mengenai ‘cara agar dicintai’ terkadang membuat cinta bertepuk sebelah tangan. Dan hal itu akan menyakitkan jika dilakukan oleh orang yang signifikan di dalam kehidupan kita. ’dicintai’ juga memiliki konsekuensi logis yang biasanya menguntungkan, membahagiakan, dan tak ingin dihentikan. ‘oleh siapa’ kita dicintai pun memiliki peranan yang signifikan, ketika kita dicintai pimpinan perusahaan tempat kita bekerja, maka proses kenaikan jabatan pun menjadi mudah, kita akan menjadi orang yang pertama yang diingat pimpinan ketika ada sebuah peluang yang menguntungkan bagi kita, dsb. Terkadang kita dicintai oleh pimpinan perusahaan tanpa kita ketahui secara jelas penyebabnya. Kita hanya menduga mengapa kita dicintai mungkin karena ini dan itu

Ketika Alloh Mencintai

Ada sebuah hadist yang ‘mengerikan’ yang menceritakan bagaimana agar kita dicintai oleh Alloh. Jika tadi kita kesulitan untuk dicintai manusia karena terbentur kesamaran kriteria untuk dicintai, maka hadist ini menceritakan secara gamblang mengenai ‘kriteria agar dicintai oleh Alloh’. Tidak berhenti sampai disitu, hadist ini juga menceritakan mengenai konsekuensi ketika kita dicintai oleh Alloh.  Jika kita mencintai Alloh, maka itu hal ‘biasa’. Tetapi jika Alloh sudah mencintai kita maka itu seperti halnya pada Rasul yang dicintai olehNya. Harus diingat bahwa Alloh adalah penguasa langit dan bumi. Ia yang pernah menciptakan mata kita sehingga kita bisa membaca tulisan ini dan ia pula yang menciptakan hati (perasaan) sehingga kita mengenal ada sebuah rasa yang bernama ‘cinta’. Bayangkan  jika Alloh benar-benar mencintai kita.

Berikut ini adalah hadist yang menceritakan bagaimana agar kita dicintai oleh Alloh. Semoga bermanfaat!

  • “Barangsiapa memerangi kekasih-Ku, maka Aku mengizinkan untuk memeranginya. Tidaklah hamba-Ku bertaqarub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada sesuatu yang telah Aku wajibkan atasnya. Hamba-Ku akan senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan melakukan nawafil (ibadah-ibadah sunnah), sampai Aku mencintainya. Dan apabila Aku sudah mencintainya , maka Aku akan menjadi telinganya yang dipakainya untuk mendengar, menjadi matanya yang dipakainya untuk melihat, menjadi tangannya yang dipakainya untuk memukul, dan kakinya yang dipakainya untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti mengabulkannya, jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pasti melindunginya. Aku tidak pernah ragu-ragu terhadap sesuatu yang Kulakukan seperti keraguan-Ku mencabut nyawa Hamba-Ku yang Mukmin yang tidak suka kematian sedangkan Aku tidak suka menyakitinya” (HR Bukhari)

Leave a comment